Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami udang sering molting? Saat musim molting atau pergantian kulit, udang sangat rentan terserang penyakit. Namun, tahap ini adalah fase yang penting dan selalu terjadi dalam budidaya udang.
Biasanya, proses molting pada udang terjadi tiap 3-8 minggu saat sedang masa pemijahan atau bertelur. Selain itu, udang yang terkena stres berat akan mengalami molting sebagai cara mempertahankan diri. Oleh sebab itu, Bapak/Ibu harus sigap dalam mengatasinya.
Mari kita bahas tuntas penyebab dan cara mengatasi udang sering molting agar budidaya Bapak/Ibu dapat dilakukan dengan baik dan aman, sehingga tidak perlu khawatir dan bingung lagi jika berada dalam kondisi seperti ini.
Molting pada udang adalah proses pergantian kulit atau cangkang udang. Molting merupakan proses alami dalam kehidupan udang. Tipe kulit udang adalah keras dan kaku, sehingga akan terjadi pergantian kulit seiring dengan bertambahnya usia pada udang.
Pada stadium larva, molting terjadi tiap 30-40 jam pada suhu 28℃. Sedangkan pada stadium juvenile, udang mengalami molting tiap 4-6 hari dengan ABW 1-5 gram bobot udang. Kemudian, apabila ABW udang mencapai 15 gram maka periode molting terjadi tiap 2 minggu sekali.
Molting udang bergantung pada kecepatan pertumbuhan dan prosesnya tidak memakan waktu yang lama. Molting terjadi ketika udang mengalami perbesaran volume tubuh, sementara ukuran eksoskeleton tidak bertambah besar karena sifatnya kaku.
Ketika udang mengalami pertumbuhan, maka daging udang akan memenuhi eksoskeleton, sehingga proses molting terjadi untuk menumbuhkan eksoskeleton yang lebih besar. Makin besar ukuran udang akan membuat waktu molting lebih lama. Hal tersebut karena udang akan cenderung memuasakan diri dan menggunakan protein dalam tubuhnya untuk pembentukan eksoskeleton yang baru dalam kurun waktu beberapa jam.
Pada saat purnama, biasanya Petambak mencemaskan udang yang dibudidayakan karena pada fase ini udang akan mengalami pergantian kulit. Menurut penelitian Rusaini dan Owens (2019), proses molting cukup beragam di setiap bulan purnama, di mana molting tertinggi saat fase bulan baru (new moon) sebesar 36,96%.
Proses molting sangatlah riskan, di mana udang sangat rentan terhadap serangan penyakit dan ancaman kanibalisme dari udang lainnya karena kondisinya sangat lemah. Selain itu, beberapa udang tidak mampu bertahan pada perubahan kualitas air, terutama dalam menjaga tekanan osmotik tubuhnya.
Apabila dibiarkan, akan terjadi osmotic shock berupa penyerapan air yang berlebih pada sel tubuh udang. Oleh karena itu, Bapak/Ibu perlu menjaga kondisi udang yang sedang molting agar tidak terjadi molting massal.
Ada beberapa faktor mengapa udang jadi lebih sering molting dibandingkan frekuensi yang normalnya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Lingkungan yang tidak stabil dapat menyebabkan stres pada udang dan mengakibatkan udang sering molting. Parameter kualitas air yang mengakibatkan hal tersebut adalah suhu, salinitas, DO, dan pH. Apabila salah satu, sebagian, atau semua parameter ini terganggu dan berada di luar batas normal, udang akan mengalami stres dan lebih sering molting.
Suhu optimal untuk memelihara udang pada tambak adalah 25-30℃. Salinitas air yang optimal bagi udang untuk hidup dan tumbuh baik ada pada kisaran 30-31 ppt.
Sedangkan nilai DO yang baik untuk udang adalah > 3 mg/L. Terakhir dan tak kalah penting, pH air yang optimal untuk pertumbuhan udang sekitar 7,5-8. Bapak/Ibu perlu memperhatikan pH air tambak karena sangat mempengaruhi metabolisme dan proses fisiologi udang.
Pakan memiliki pengaruh besar pada fase pertumbuhan udang. Pakan yang tidak mengandung nutrisi cukup dapat menyebabkan masalah kesehatan pada udang dan menghambat proses molting.
Udang muda lebih sering mengalami molting dibandingkan dengan udang dewasa karena udang muda masih dalam masa pertumbuhan. Frekuensi pergantian kulit pada udang muda adalah 1-2 minggu sekali. Proses pergantian kulit pada udang muda akan mengganti karapas pada tubuh udang seutuhnya, sehingga daging di dalamnya akan lebih mudah untuk tumbuh.
Faktor yang mengakibatkan udang sering molting adalah stres. Selain faktor lingkungan yang sudah disebutkan di atas, stres pada udang juga bisa disebabkan oleh kelebihan populasi pada tambak. Hal tersebut dapat menyebabkan kompetisi untuk pakan dan ruang, sehingga menyebabkan masalah kesehatan pada udang dan menghambat proses molting.
Udang juga bisa mengalami stres karena cara penanganan (handling) serta faktor lingkungan lainnya, seperti penyakit dan tekanan atau arus air.
Molting terjadi akibat dari proses hormonal dalam tubuh udang. Pada kasus yang sering ditemukan, proses molting biasanya terjadi saat udang memijah.
Perlu Bapak/Ibu ketahui, siklus molting dapat terganggu karena stres signifikan yang terjadi pada udang. Contohnya, akibat kolam pemeliharaan yang terlalu sering dikuras. Hal tersebut dapat menghambat proses bertelur udang dan memicu molting pada udang.
Pada dasarnya, proses molting yang sering terjadi dapat mengganggu keseimbangan tubuh udang. Fase yang paling rentan adalah ketika cangkang baru mulai terbentuk pada post-molting, karena pada dasarnya, fase ini mengganggu keseimbangan tubuh udang secara signifikan. Bapak/Ibu dapat membaca fase-fase molting disini: Mengenal Molting pada Udang dan Cara Perawatannya.
Saat molting, udang juga dapat terserang beberapa penyakit. Contohnya penyakit White Spot Syndrome (WSS) yang biasanya muncul pada tahap A dan B dari fase post-molting atau fase pemulihan dari molting sebelumnya. Tahap A fase post-molting adalah fase ketika udang menyerap banyak air (tahap A) agar mampu menumbuhkan dan memperkuat kutikula baru. Cangkang yang akan muncul sesuai ukuran tubuh yang baru akan mengeras dalam waktu beberapa jam (tahap B).
Selain rentan terkena penyakit, udang juga rentan menghadapi osmotic shock yang disebabkan oleh penyerapan air yang cukup banyak pada tubuh udang. Proses ini akan sangat mempengaruhi keadaan sel dalam tubuh udang, khususnya pada fungsi sel yang terganggu akibat perubahan kandungan air. Hal tersebut dapat mengakibatkan stres, bahkan kematian pada udang.
Dalam budidaya udang, Bapak/Ibu perlu mengetahui cara jitu dalam mengatasi udang yang sering molting. Berikut ini adalah tips antisipasi ancaman saat udang molting.
Saat udang molting, Bapak/Ibu perlu menghindari hal-hal yang memperparah kondisi udang. Salah satunya adalah dengan mengurangi frekuensi dan volume pergantian air. Volume pergantian air yang disarankan adalah 10% dari volume air tambak. Pada kasus tambak dengan amonia yang tinggi, Bapak/Ibu perlu melakukan pergantian air sebanyak 20-50% dari volume air tambak.
Pergantian air disarankan sedikit demi sedikit atau bertahap untuk mengantisipasi stres pada udang dan kematian massal plankton. Selain itu, jika Bapak/Ibu melihat bahwa tingkat kecerahan air tambak belum stabil pada tambak, sebaiknya Bapak/Ibu segera melakukan pemupukan agar kecerahan air kembali stabil.
Saat udang tidak nafsu makan, Bapak/Ibu dapat melakukan pengurangan jumlah pakan yang diberikan pada masing-masing frekuensi pakan harian. Tujuannya, agar tidak terjadi overfeeding yang mengakibatkan dasar tambak terakumulasi sisa pakan yang tidak termakan oleh udang. Namun perlu diingat, Bapak/Ibu tidak boleh mengurangi frekuensi pemberian pakan, karena bisa mengakibatkan kanibalisme.
Bapak/Ibu perlu melakukan pengecekan pada saluran pembuangan air tambak secara intensif, dengan tujuan memantau perkembangan kondisi dan kualitas udang saat terjadi molting massal. Apabila Bapak/Ibu menemukan bangkai udang yang terbawa keluar pada saat proses pembuangan air tambak, segera cek dasar tambak untuk mengetahui tingkat permasalahan yang terjadi. Apabila Bapak/Ibu melihat kondisi populasi udang telah terindikasi terkena permasalahan yang cukup parah, maka sebaiknya lakukan pemanenan dini agar tidak menimbulkan kerugian besar.
Bapak/Ibu perlu mengupayakan agar udang dapat melakukan molting dengan baik. Caranya adalah dengan menjaga kondisi lingkungan air tetap ideal, terutama kandungan oksigen terlarut (DO), alkalinitas, dan pH.
Memberikan suplemen pada udang bermanfaat untuk meningkatkan proses pembentukan dan regulasi molting, membantu meningkatkan dan menjaga alkalinitas serta pH air tambak, dan mengendapkan padatan tersuspensi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara untuk meningkatkan alkalinitas dan proses molting adalah dengan memberikan suplemen. Salah satu suplemen udang yang bisa membantu proses molting adalah MineralFix.
Keunggulan MineralFix adalah dapat meningkatkan proses pembentukan dan regulasi molting, membantu meningkatkan dan menjaga alkalinitas serta pH air tambak, dan mengendapkan padatan tersuspensi.
Dapatkan diskon hingga 50% untuk pembelian kebutuhan budidaya udang hanya dengan mengisi data diri Bapak/Ibu pada formulir di bawah ini. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Bapak/Ibu dapat menemukan MineralFix di Toko Budidaya eFarm. eFarm adalah aplikasi untuk Petambak udang yang menyediakan berbagai solusi untuk masalah budidaya udang. Dengan satu aplikasi ini, Bapak/Ibu dapat memesan suplemen MineralFix dan konsultasi tentang budidaya udang yang Bapak/Ibu jalani agar lebih optimal!
Jadi tunggu apa lagi? Kunjungi Toko Budidaya pada aplikasi eFarm dan temukan produk terbaik untuk meningkatkan kualitas budidaya udang lebih maksimal!
Udang muda lebih sering berganti kulit akibat bertambahnya usia pada udang. Proses ini akan mengganti karapas tubuh udang seutuhnya sehingga daging di dalamnya akan lebih mudah untuk tumbuh.
Cara mengatasi udang yang sering molting adalah dengan mengurangi frekuensi dan volume pergantian air tambak, melakukan penyesuaian pakan harian, melakukan pengecekan pada saluran pembuangan air tambak, memonitor kondisi tambak, dan memberikan suplemen.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi