Saat akan menjalankan budidaya udang atau memasuki pergantian siklus, tentu Petambak akan melakukan persiapan tambak udang. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung terbentuknya ekosistem yang kondusif untuk pemeliharaan udang selama satu siklus budidaya.
Persiapan tambak udang meliputi beberapa langkah penting, apabila salah satu langkah ada yang terlewat, kemungkinan dapat mengakibatkan kesehatan udang yang dibudidayakan terganggu. Oleh karena itu, simak tahap persiapan wadah budidaya udang vaname di bawah ini!
Banyak orang ingin memulai budidaya udang vaname, tetapi beberapa Petambak pemula mungkin belum tahu harus memulai dari mana. Sebab, dalam melakukan budidaya udang, Bapak/Ibu tidak bisa melakukannya sembarangan.
Bapak/Ibu perlu memperhatikan hal-hal penting dalam persiapan budidaya udang sebelum memulainya. Mari, simak tahap persiapan budidaya udang vaname secara berurutan versi eFishery di bawah ini!
Dalam budidaya udang, Bapak/Ibu perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. SDM adalah salah satu komponen utama dalam kesuksesan budidaya udang vaname. SDM pada tambak udang mempunyai keahlian masing-masing di bidangnya. Dengan adanya SDM yang tepat, maka dapat membantu Bapak/Ibu dalam mengembangkan usaha budidaya udang.
Berikut adalah tugas SDM dalam budidaya udang vaname, di antaranya:
Dalam budidaya udang vaname, Bapak/Ibu perlu melakukan pengecekan fasilitas kolam. Setiap tambak harus memiliki fasilitas yang lengkap dengan kondisi yang baik. Oleh karena itu, para Petambak harus mengecek seluruh fasilitas yang dibutuhkan tambak. Bapak/Ibu perlu memastikan semua fasilitas sudah lengkap dan siap untuk digunakan sebelum siklus budidaya dimulai.
Dalam mempersiapkan tambak udang, Bapak/Ibu perlu melakukan pengecekan alat-alat tambak dan memastikan semuanya sudah sesuai dengan standar. Beberapa alat tambak yang perlu dipersiapkan untuk menunjang kegiatan budidaya adalah sebagai berikut:
a. Peralatan Kualitas Air
b. Anco
Anco adalah alat bantu yang digunakan Petambak untuk memantau nafsu makan udang yang dibudidayakan. Jumlah anco yang digunakan pada tambak disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya, para Petambak menggunakan 2-4 anco yang diletakkan pada tambak. Berikut adalah jumlah anco yang disarankan berdasarkan luas kolam:
c. Aerator atau Kincir Air
Aerator atau kincir air sangat diperlukan untuk budidaya udang. Kincir air berfungsi untuk menjaga kondisi oksigen terlarut dalam air, mengontrol kotoran dan lumpur agar menuju ke arah central drain atau pembuangan, mencegah stratifikasi kualitas air, memaksimalkan feeding area, serta mengurangi daerah sudut mati atau dead zone (area rendah oksigen).
Jumlah dan kekuatan kincir dapat Bapak/Ibu sesuaikan dengan luas kolam serta jumlah udang yang ditebar, umumnya 1 HP kincir dapat mencakup biomassa udang hingga 400-450 kg.
Tata letak kincir air yang baik pada tambak dapat Bapak/Ibu sesuaikan dengan bentuk tambak dan luasannya. Fungsi kincir yang paling penting adalah dapat menggerakkan lumpur menuju central drain. Putaran kipas pada kincir air diharapkan bisa menghasilkan arus air yang dapat meratakan oksigen air tambak secara vertikal maupun horizontal.
d. eFeeder 5 dari eFishery
eFeeder 5 untuk udang dari eFishery adalah mesin pemberi pakan otomatis yang mampu menekan angka FCR dan mampu meningkatkan size udang secara optimal. eFeeder 5 terhubung dengan aplikasi eFeeder sehingga Bapak/Ibu dapat dengan mudah mengatur frekuensi, takaran, dan jadwal pemberian pakan udang dari handphone Bapak/Ibu.
Biosecurity adalah salah satu langkah pencegahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan budidaya. Dengan mengaplikasikan biosecurity, Bapak/Ibu dapat meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak udang.
Untuk meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak, Bapak/Ibu perlu menerapkan contoh-contoh biosecurity pada tambak udang:
Dalam tahap pembersihan kolam, terdapat dua metode pembersihan yang dapat dilakukan, yaitu metode kering dan metode basah.
Pembersihan tambak udang dengan metode kering dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkannya. Caranya adalah dengan menguras dan membiarkan tambak udang berada di bawah sinar matahari selama 10-30 hari.
Selanjutnya, limbah-limbah yang ada di dasar kolam dibersihkan dan dibuang ke tempat yang telah ditentukan. Namun, metode kering ini tidak bisa diterapkan di semua bagian tambak, sehingga harus dibersihkan dengan metode basah.
Metode basah dilakukan pada area tambak udang vaname yang tidak dapat dikeringkan sepenuhnya, metode ini dilakukan dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk membuang limbah sisa budidaya pada siklus sebelumnya.
Metode basah memiliki keunggulan dari segi waktu jika dibandingkan dengan metode kering, karena metode basah hanya memerlukan waktu yang singkat sehingga lebih efektif dan efisien.
Pengeringan tambak berfungsi untuk membunuh bakteri merugikan yang berada di dalam kolam tambak yang menumpuk dari aktivitas budidaya sebelumnya. Setelah tambak dikeringkan, Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa bakteri merugikan di dalam tambak sudah hilang dan mati.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan proses pengeringan dan penjemuran tambak udang, antara lain:
Setelah tambak udang vaname dikeringkan, kolam harus diisi dengan air dan didiamkan semalaman sebelum dibilas untuk menghilangkan sisa limbah dan meningkatkan pH. Proses ini harus terus menerus diulangi hingga pH air bersifat basa dengan kisaran 7-8,5. Pada kondisi basa, penguraian bahan organik dapat berlangsung lebih baik.
Saat pH air mencapai angka 7, pengapuran dapat dilakukan. Jenis kapur yang digunakan dalam proses ini adalah kapur CaCO3 atau dolomit [CaMg(CO3)2] untuk air kolam dengan pH yang mendekati netral. Sementara untuk pH air di bawah 5, Bapak/Ibu bisa menggunakan kapur jenis hidrat [Ca(OH)2] atau kapur aktif (CaO).
Menerapkan penaburan kapur pada tambak dapat menaikan pH air dan juga sebagai nutrien bagi plankton. Tak hanya itu, pengapuran dapat membasmi hama yang ada pada tambak. Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit adalah faktor penting dalam peningkatan produksi udang.
Bapak/Ibu perlu memperhatikan jumlah kapur yang digunakan. Hal ini dikarenakan untuk menghindari pH air yang terlalu tinggi, sehingga dapat meningkatkan toksisitas amonia dan mengakibatkan kematian pada udang. Selama proses pengapuran, kapur harus disebarkan ke seluruh dasar tambak hingga ke atas tanggul.
Berikut adalah dosis pengapuran pada kolam tambak:
Setelah Bapak/Ibu memastikan kolam budidaya tidak ada kebocoran atau lubang, maka bisa dilakukan pengisian air. Bapak/Ibu dapat melakukan pengisian air hingga ketinggian 100 cm dengan salinitas di atas 15 ppt.
Dalam budidaya udang, Bapak/Ibu dapat melakukan sterilisasi menggunakan bahan cupri sulfat dan saponin. Cupri sulfat biasa digunakan sebagai desinfektan untuk pengendalian infeksi parasit dan jamur, mencegah lumut hidup, serta mencegah teritip atau kerang-kerang kecil tumbuh. Adapun saponin digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama seperti ikan liar yang dikhawatirkan menjadi hama pemangsa udang serta menjadi carrier penyakit.
Sterilisasi berfungsi untuk mematikan seluruh organisme yang ada di dalam air agar tidak membahayakan benur. Umumnya, sterilisasi membutuhkan waktu 5-7 hari. Dalam sterilisasi, Bapak/Ibu perlu memperhatikan beberapa hal, seperti:
Pembentukan air pada tambak sangat penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan tambak yang ideal. Pembentukan air berfungsi untuk menumbuhkan plankton pada tambak, yang mana plankton tersebut dapat menjadi pakan alami untuk udang.
Pembentukan air dilakukan dengan melakukan penebaran pupuk yang sesuai dan tepat. Caranya adalah dengan melarutkan pupuk ke dalam air, kemudian Bapak/Ibu bisa menyiramkan pupuk ke seluruh tambak secara merata. Selanjutnya, Bapak/Ibu dapat mendiamkan tambak selama 7-14 hari sebelum memasukan benur udang.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Selain informasi mengenai langkah tepat dan akurat dalam persiapan budidaya udang di atas, masih ada informasi lebih lanjut tentang persiapan budidaya di aplikasi eFarm.
eFarm dilengkapi dengan berbagai fitur, termasuk Belajar Budidaya yang bisa diakses secara gratis. Dengan fitur ini, Bapak/Ibu Petambak bisa menonton video-video mengenai berbagai aspek budidaya, mulai dari pengelolaan modal budidaya udang, manajemen pakan, penyusunan tim atau SDM untuk perawatan tambak, hingga cara menangani penyakit yang mewabah.
Semua video dibawakan oleh Ahli budidaya udang dan Petambak yang berpengalaman, sehingga informasi yang Bapak/Ibu dapatkan lebih akurat dan dapat membantu budidaya udang lebih maksimal.
Yuk, download eFarm dan manfaatkan fitur Belajar Budidaya secara gratis!
Hal yang perlu dilakukan dalam persiapan tambak udang versi eFishery, seperti persiapan Sumber Daya Manusia (SDM), pengecekan fasilitas kolam, persiapan alat-alat tambak dan laboratorium, penyiapan biosekuriti, pembersihan, pengeringan, pengapuran, pengisian air, sterilisasi, serta pembentukan air.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi