Curah hujan dapat dengan cepat mengubah kondisi produksi tambak udang vaname yang kurang optimal, sehingga pertumbuhan udang jadi terhambat. Hujan sering diikuti dengan perubahan suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut secara signifikan.
Perubahan fisik lainnya yang berhubungan langsung dengan hujan adalah peningkatan padatan tersuspensi akibat pengangkutan material tanah dari retribusi tambak. Kekeruhan kolam yang lebih tinggi ini berdampak negatif terhadap penetrasi sinar matahari dan menyebabkan kehancuran mendadak populasi fototrofik.
Melihat ada banyaknya risiko dan ancaman yang mengintai Petambak di musim hujan, mari kita simak tips merawat tambak udang vaname di musim hujan berikut ini.
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki keunggulan pertumbuhan cepat dan dapat hidup dengan padat tebar tinggi, namun rentan terhadap perubahan parameter kualitas air yang signifikan. Kualitas air yang berubah drastis saat hujan akan membuat udang vaname menjadi lemah, stres, dan bahkan mati. Ada dua efek jika tambak udang vaname terkena hujan terus menerus, yaitu:
Air hujan umumnya memiliki suhu 5-6 °C lebih rendah dari air di lingkungan tambak udang vaname. Selain menyebabkan turunnya suhu, hujan yang terus-menerus akan berdampak pada turunnya pH, salinitas dan oksigen pada tambak karena terjadi penambahan atau pengenceran air. Kondisi tersebut berbahaya bagi udang, apabila tidak ditangani langsung akan menyebabkan metabolisme udang meningkat dan udang mudah terkena stres.
Efek tidak langsung yang dirasakan adalah penurunan konsentrasi mikro dan makro mineral, peningkatan kekeruhan, pengurangan intensitas matahari, serta menurunnya populasi bakteri heterotrofik. Peran bakteri heterotrofik pada tambak udang adalah mengurai bahan organik dan sel-sel alga mati yang mengendap di dasar tambak.
Jika hujan terjadi terus menerus, maka bakteri heterotrofik akan mengalami penurunan. Saat terjadi hujan, biasanya DO akan mengalami penurunan karena metabolisme udang mengalami peningkatan akibat penurunan suhu, pH dan salinitas, sehingga terjadi persaingan oksigen terlarut antara udang dan organisme lain. Oksigen dibutuhkan oleh bakteri heterotrofik untuk memproses bahan organik, apabila bakteri heterotrofik mati akibat kekurangan oksigen, maka akan terjadi peningkatan bahan organik yang akan membahayakan udang.
Petambak udang vaname harus memiliki tindakan korektif dan teratur dalam pengolahan tambak udang vaname di musim hujan. Berikut tips merawat tambak udang vaname di musim hujan:
Petambak bisa melakukan beberapa hal berikut ini sebelum turun hujan:
Petambak bisa melakukan beberapa hal berikut ini saat turun hujan:
Petambak bisa melakukan beberapa hal berikut ini setelah hujan berhenti:
Baca Juga: Jangan Sepelekan Udang Stres! Ini Cara Mengatasinya!
Untuk mendapatkan langkah perawatan kualitas air yang tepat di musim hujan, Bapak/Ibu bisa berkonsultasi kepada ahlinya di fitur Konsultasi Budidaya dalam aplikasi eFarm. eFarm adalah aplikasi untuk Petambak udang yang menyediakan berbagai solusi dalam mengelola tambak, dengan fitur lengkap untuk mengontrol kualitas air hingga merawat tambak udang Bapak/Ibu.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Tunggu apa lagi? Nikmati kemudahan berbudidaya udang bersama eFarm. Konsultasikan masalah tambak Bapak/Ibu secara GRATIS di aplikasi eFarm sekarang!
Ketika musim hujan tiba, Bapak/Ibu bisa membersihkan dan memperbesar saluran drainase, mengontrol DO dan pH terus-menerus, serta mengurangi pemberian pakan hingga 70% dari ransum normal.
Bapak/Ibu bisa mengurangi pemberian pakan hingga 70% dari ransum normal, dan terus kurangi sesuai dengan data suhu dan DO. Kontrol DO dan pH terus menerus. Jika pH turun, berikan kalsium karbonat.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi