Halo, Bapak/Ibu Petambak! Bapak/Ibu mungkin sudah tidak asing lagi dengan limbah tambak udang. Namun, tahukah Bapak/Ibu bahwa limbah tambak udang akan memiliki dampak yang sangat buruk jika didiamkan begitu saja dan tidak diolah dengan baik? Yuk, baca artikel ini untuk mengetahui cara mengelola limbah tambak udang!
Limbah tambak udang merupakan cairan buangan yang berasal dari kolam budidaya udang yang terdiri atas 35% limbah organik, 15% sisa pakan, dan 20% sisa metabolisme udang. Jika dilihat dari bentuknya, limbah tambak udang dibagi menjadi 2, yaitu limbah cair dan limbah padat. Yuk, ketahui karakteristik dari masing-masing limbah tersebut!
Limbah cair tambak udang mengandung nitrogen dan fosfor yang sebenarnya dapat meningkatkan kesuburan perairan jika dalam jumlah yang sedikit. Namun, jika volumenya besar limbah ini akan berubah menjadi racun yang bisa meracuni udang dan lingkungan sekitar tambak tempat limbah ini mengalir. Biasanya, kadar polutan yang terkandung dalam limbah cair bergantung pada lama budidaya udang, kepadatan tebar, substrat tambak, dan konstruksi tambak. Limbah cair umumnya memiliki kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), bahan organik, derajat kekeruhan, nitrogen, dan fosfat yang tinggi.
Dalam budidaya udang, limbah padat adalah limbah dalam bentuk suspensi dan lumpur yang dibawa oleh limbah cair. Limbah padat lebih berbahaya dari limbah cair karena memiliki kadar BOD yang sangat tinggi. Kadar BOD limbah cair yang biasa ditemukan hanya di angka < 100 mg/L. Namun, saat diperiksa lumpur yang dibawanya (limbah padat), kadar BOD yang ditemukan bisa mencapai 1.000 mg/L. Hal yang serupa juga ditemukan pada parameter TSS dan kekeruhannya.
Jika padat tebar udang di tambak semakin tinggi, kadar polutan limbah cair dan limbah padat yang dibuang ke lingkungan akan meningkat. Padat tebar tinggi memberikan konsekuensi terhadap beban limbah yang dihasilkan karena tingginya retensi nitrogen dan fosfor pakan pada pembesaran udang.
Dalam jumlah yang banyak, limbah tambak sangat berbahaya karena limbah tersebut akan mengalami proses dekomposisi (penguraian) yang menghasilkan nitrit dan amonia berbahaya. Limbah bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan yang buruk karena masih banyaknya Petambak udang yang belum terlalu memahami teknik mengolahnya. Terlebih jika tambak terletak di dekat pantai. Limbah yang dibuang bisa mengalir ke pantai dan mengganggu keseimbangan ekosistem pantai karena mengandung banyak unsur organik yang berasal dari sisa pakan udang.
Selain hal yang sudah disebutkan di atas, berikut adalah bahaya lainnya dari keberadaan limbah tambak udang dalam jumlah yang banyak:
Populasi udang yang semakin meningkat sangat berdampak pada jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah tambak udang muncul karena sisa pakan dan feses udang yang mengendap di dasar tambak dan terbuang secara bersamaan dengan air tambak. Limbah yang semakin meningkat akan mengalami proses dekomposisi (penguraian) yang akan menghasilkan nitrit dan amonia yang tinggi.
Limbah hasil budidaya udang merupakan limbah organik terutama dari pakan, feses, dan bahan terlarut yang jika dibuang ke perairan akan mengganggu ekosistem di perairan tersebut. Hal ini dikarenakan limbah tambak udang mengandung 92% nitrogen, 51% fosfor, dan 40% bahan organik lainnya. Jika dibiarkan saja dan tidak diolah dengan baik, bahan-bahan ini akan menyebabkan eutrofikasi, pencemaran air yang disebabkan oleh adanya nutrisi berlebihan di dalam ekosistem perairan.
Keuntungan dari budidaya udang memang sangat menggiurkan. Namun, jika permintaan udang semakin banyak, limbah yang akan dihasilkan pun akan semakin tinggi dan semakin membahayakan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah udang harus diolah dengan diperbaiki mutunya agar tidak mencemari lingkungan saat dibuang.
Pengolahan air limbah secara umum terbagi menjadi 3 teknik pengolahan yaitu pengolahan secara mekanis, kimia, dan biologis. Namun, penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara kimia harus dihindari karena dapat merugikan lingkungan dan mengancam keamanan pangan di sekitarnya. Berikut adalah IPAL yang dilakukan secara mekanis dan biologis:
Secara mekanis, pengolahan limbah dilakukan melalui proses pengendapan atau sedimentasi yang bertujuan untuk mengurangi TSS. Pengendapan dilakukan dengan menyaring atau dengan memperlambat kecepatan aliran air agar tidak lebih dari 20 m/detik.
Penggunaan saringan pada wadah pengendapan cukup efektif dalam mengurangi kadar padatan air limbah. Jika berhasil, hal ini dapat mengurangi kerusakan pada sistem pemompaan dan unit peralatan pemisah lumpur seperti weir, block valve, nozzle, saluran, dan pipa.
Proses biologis adalah proses penguraian polutan senyawa organik air limbah dengan teknologi yang sebagian besar menggunakan aktivitas mikroorganisme. Secara garis besar, pengolahan air limbah secara biologis dibagi menjadi tiga, yaitu:
Limbah tambak udang dengan volume yang besar memang sangat bahaya, baik bagi udang itu sendiri maupun untuk lingkungan di sekitarnya. Jika ditangani dengan cara yang salah, penyebaran limbah akan semakin luas dan dampak buruknya akan semakin banyak. Bapak/Ibu tentu tidak menginginkan hal tersebut untuk terjadi, bukan?
Untuk itu, segera lakukan konsultasi dengan ahli Akuakultur di fitur Konsultasi Budidaya. Melalui fitur Konsultasi Budidaya yang ada di aplikasi eFarm dari eFishery, Bapak/Ibu dapat berkonsultasi mengenai berbagai macam permasalahan budidaya udang yang Bapak/Ibu alami.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
eFarm adalah aplikasi dari eFishery yang menyediakan berbagai solusi untuk permasalahan budidaya udang Bapak/Ibu. Selain bisa berkonsultasi langsung dengan ahli Akuakultur, di aplikasi eFarm Bapak/Ibu juga bisa mendapatkan fitur lain yang bisa menyukseskan budidaya udang.
Download aplikasi eFarm di Google Play Store sekarang!
Dalam jumlah yang banyak limbah tambak sangat berbahaya karena limbah tersebut akan mengalami proses dekomposisi (penguraian) yang menghasilkan nitrit dan amonia berbahaya.
Kebanyakan limbah tambak udang disebabkan oleh pakan dan bahan organik yang mengendap di dasar tambak udang.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi