IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) memiliki peranan penting dalam budidaya udang. IPAL tambak udang berfungsi untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari tambak sebelum air tersebut kembali ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari budidaya udang dapat menyebabkan pencemaran air, apabila Bapak/Ibu tidak mengelolanya dengan baik.
IPAL tambak udang sangat penting bukan? Maka dari itu, Bapak/Ibu perlu memahami definisi, fungsi, dan cara pembuatan IPAL. Mari, simak di sini!
Prinsip pada pengolahan air limbah tambak udang adalah melakukan perbaikan mutu air agar saat dibuang tidak mencemari lingkungan, khususnya perairan umum. Perbaikan mutu air limbah dilakukan dengan cara:
Limbah air tambak mengandung partikel bahan organik yang tinggi, terdiri dari feses udang, pakan yang tidak termakan, karapas udang, plankton mati yang mengendap di dasar tambak, serta tingginya kandungan N dan P yang dapat meningkatkan kesuburan perairan.
Air limbah tambak udang mengandung beberapa parameter kualitas air dengan kadar yang cukup tinggi, seperti Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Organik, kekeruhan, Total Nitrogen (TN), dan Total Phosphat (TP).
Air limbah tambak udang super intensive dengan padat tebar 750-1.250 ekor/㎡, mengandung TSS 798-923 mg/L, total organik 81,22-88,64 mg/L, TN 9,83-14,42 mg/L, dan TP 7,87-11,87 mg/L. Sedimen yang terbentuk mencapai 18,2-21,9 ton/0,1 ha/siklus produksi udang.
Meningkatnya limbah padat pada sistem budidaya harus dicegah, sebab akan menimbulkan penurunan oksigen terlarut dan meningkatkan kadar amonia. Hal ini, dikarenakan proses dekomposisi bahan organik bersifat toksik bagi udang. Oleh karena itu, pembuangan lumpur perlu dilakukan secara periodik.
IPAL adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan pembesaran udang. Fungsi IPAL adalah memproses limbah secara 3 tahap, yaitu:
Untuk dasar hukum IPAL, Bapak/Ibu bisa mengacu pada:
Desain IPAL pada tambak udang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
Desain IPAL dipengaruhi oleh volume air limbah yang dihasilkan. Volume air digunakan sebagai penentu kapasitas unit pengolahan air limbah. Apabila volume air limbah besar, maka kapasitas unit pengolahannya harus besar untuk menampung air limbah tersebut.
Kecepatan aliran air limbah sangat mempengaruhi proses sedimentasi. Proses sedimentasi dapat optimal apabila kecepatan aliran air ≤ 20 m/detik.
Besarnya lahan untuk IPAL ditentukan oleh beberapa faktor, seperti volume air limbah yang harus diolah dan keragaman bahan pencemaran air limbah.
Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan IPAL, meliputi pembangunan konstruksi, operasional, dan perawatan IPAL. Besarnya biaya tergantung dari teknologi dan peralatan yang digunakan.
IPAL dapat menghasilkan keuntungan dari hasil pengolahan, baik yang berbentuk padatan maupun cairan. Padatan dari proses sedimentasi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Namun, padatan tersebut mengandung kadar garam tinggi, sebaiknya penggunaan pupuk dari lumpur sedimentasi maksimal 30% dari total yang digunakan.
Air limbah IPAL dapat dimanfaatkan sebagai bahan inokulasi untuk menumbuhkan plankton atau pakan alami pada tambak. Selain itu, organisme pada IPAL dapat digunakan sebagai biofilter pada proses pengolahan limbah.
Berikut ini adalah standar operasional penggunaan IPAL yang perlu Bapak/Ibu ketahui:
a. Rancangan Lokasi IPAL Pembesaran udang
Berikut ini adalah lokasi IPAL pembesaran udang yang disarankan:
Setelah Bapak/Ibu mengetahui lokasi IPAL yang disarankan, Bapak/Ibu juga perlu mengetahui konstruksi bangunan IPAL yang terdiri dari struktur bangunan dan persyaratan bahan IPAL, sebagai berikut:
b. Struktur Bangunan IPAL
c. Persyaratan Bahan
Dalam rancang bangun IPAL tambak udang, Bapak/Ibu perlu mengetahui kebutuhan luas lahan atau kapasitas bangunan IPAL. Rasio volume IPAL dan volume air dapat disesuaikan dengan teknologi pembesaran udang, sebagai berikut:
a. Fasilitas Utama
IPAL tambak udang memiliki fasilitas utama, sebagai berikut:
Kolam sedimentasi merupakan pengolahan tahap pertama secara fisik untuk mengurangi kandungan padatan tersuspensi melalui proses pengendapan. Umumnya, kolam ini didesain bersekat-sekat agar terjadi pelambatan arus air buangan dan memperpanjang jalur atau waktu alir air, sehingga memacu proses pengendapan partikel padat.
Kolam aerasi adalah unit pengolahan limbah yang dilengkapi dengan sistem aerasi. Tujuannya, untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut, menurunkan BOD, menaikkan pH dalam air buangan, membuang CO2 dan H2S, serta gas-gas terlarut lainnya.
Kolam ekualisasi merupakan kolam penampungan air buangan dalam tahap akhir. Biasanya, pada kolam ekualisasi dipelihara rumput laut dan ikan yang berfungsi sebagai bioindikator. Rumput laut akan menyerap nutrien dan mengonversi ke dalam biomassa yang dapat dipanen. Lalu, nutrien yang tersisa akan memacu pertumbuhan plankton sebagai pakan alami ikan.
Kolam ekualisasi juga berfungsi untuk mengetahui apakah air hasil olahan IPAL layak untuk organisme hidup. Apabila ikan pada kolam ini dapat hidup dengan baik, maka air olahan IPAL dikategorikan baik. Sebaliknya, apabila ikan di kolam ini mati, maka air olahan IPAL dikategorikan buruk.
Wadah penampungan lumpur merupakan tempat pengumpulan lumpur dari kolam sedimentasi dan berfungsi untuk mengeringkan lumpur atau sedimen tersebut.
b. Peralatan
Berikut adalah peralatan dalam IPAL pembesaran udang, sebagai berikut:
1) Peralatan Pemisah
Beberapa peralatan pemisah yang dapat digunakan, sebagai berikut:
2) Peralatan untuk Proses Biologi (Biological Treatment)
Peralatan ini dapat berupa:
3) Peralatan Elektrik
Jenis peralatan elektrik yang diperlukan dalam IPAL meliputi pompa, mixer, aerator, scraper, thickener, dan plan control.
a. Pengoperasian IPAL
Dalam pengoperasian IPAL, Bapak/Ibu memerlukan kesiapan sistem mekanik dan elektrik dengan kondisi yang baik. Berikut adalah alur pengoperasian IPAL:
Air limbah yang berasal dari tambak udang dialirkan ke dalam kolam sedimentasi yang dilengkapi saringan untuk menangkap partikel kasar. Berikut adalah cara mengalirkan air limbah:
Air limbah pembesaran udang yang telah melewati kolam sedimentasi akan dialirkan menuju kolam aerasi 1, selanjutnya dialirkan ke kolam aerasi 2 untuk memperbaiki kondisi kualitas air. Setelah itu, air limbah dialirkan ke kolam ekualisasi sebelum dibuang ke lingkungan perairan. Apabila mutu air kolam ekualisasi belum mencapai hasil yang diinginkan, maka perlu dilakukan pemompaan kembali ke kolam aerasi dalam rangka mengulang proses biofiltrasi.
b. Perawatan IPAL
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi IPAL:
c. Permasalahan dan Cara Penanganan
Berikut adalah permasalahan dan cara penanganan dalam pengoperasian IPAL:
d. Pelaksanaan K3 bagi Pelaksana IPAL
Pengelolaan air limbah harus dalam pemantauan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi pelaksana IPAL, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan air limbah secara menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa aspek jaminan pelaksanaan K3 yang harus dipenuhi agar pelaksana IPAL dapat bekerja dengan baik:
Air limbah tambak udang banyak mengandung virus dan mikroorganisme patogen yang berasal dari feses dan sisa pakan di dasar tambak. Apabila Bapak/Ibu membiarkan limbah tersebut terbuang di sungai dan laut, maka akan merugikan lingkungan secara jangka panjang.
Berikut ini adalah risiko yang dihadapi apabila tambak tidak memiliki IPAL:
Selain dapat merugikan lingkungan dalam jangka panjang, risiko apabila tidak memiliki IPAL dalam bisnis budidaya udang adalah usaha yang Bapak/Ibu jalani akan mendapat teguran pengenaan sanksi denda administratif dan dihentikan sementara oleh pihak KKP, sesuai proses hukum yang berlaku.
Hal tersebut bertujuan agar pelaku usaha dapat memperbaiki dan melengkapi perizinan berusaha, penerapan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik), dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sesuai standar yang ditentukan.
Itu dia definisi, fungsi, dan cara pembuatan IPAL pada tambak udang. Dalam setiap budidaya, kadar polutan tergantung pada lama pemeliharaan, padat tebar udang, substrat dasar kolam, dan konstruksi tambak.
Saat memulai budidaya udang, tak dipungkiri Petambak perlu mempersiapkan seluruh kebutuhan budidaya agar berjalan dengan maksimal, salah satunya adalah IPAL. Namun, beberapa Petambak mungkin belum memahami segala hal tentang IPAL.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Bila Bapak/Ibu sudah mencari informasi tentang IPAL tapi belum merasa mendapatkan jawaban terbaik, maka Bapak/Ibu dapat berkonsultasi melalui fitur Konsultasi Budidaya di eFarm. Bapak/Ibu memiliki kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan ahli Akuakultur dan Petambak udang profesional secara gratis.
Sangat membantu bukan? Yuk, segera download eFarm sekarang dan manfaatkan berbagai fiturnya, Gratis!
IPAL tambak udang adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan pembesaran udang, sebelum air tersebut kembali ke lingkungan perairan.
Limbah tambak udang sangatlah berbahaya karena dapat mengganggu ekosistem sekitar tambak, seperti pendangkalan muara sungai dan perairan pesisir, naiknya konsentrasi bahan organik di laut, serta bakteri yang dihasilkan memiliki resistensi tinggi terhadap antibiotik, probiotik, dan disinfektan.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi