Bapak/Ibu mungkin pernah bertanya-tanya bagaimana komposisi ideal pakan ikan. Sebenarnya, dapat dikatakan tergantung pada jenis dan ukuran ikan yang dibudidayakan. Sebagai contoh, ikan patin biasanya membutuhkan protein 25-30% pada masa pertumbuhan (2 bulan ke atas), sedangkan di fase pendederan memerlukan protein 30-32%.
Maka dari itu, penting bagi Bapak/Ibu untuk memahami formulasi pakan. Formulasi pakan ikan adalah komposisi nutrisi seimbang dalam pakan yang disusun berdasarkan kebutuhan nutrisi setiap jenis ikan. Formulasi yang baik berarti mengandung semua nutrisi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis memberikan keuntungan karena bahan baku yang digunakan murah dan mudah diperoleh.
Dalam penentuan bahan baku untuk formulasi pakan, Bapak/Ibu perlu mempertimbangkan terpenuhinya persyaratan, seperti tinggi nutrisi, mudah diperoleh, mudah diolah, bebas racun, dan relatif murah harganya.
Bapak/Ibu tidak perlu khawatir dan bingung tentang hal tersebut karena dalam artikel ini akan dibahas dengan jelas tentang formulasi pakan, sehingga dapat membantu proses budidaya Bapak/Ibu. Berikut ini cara jitu membuat formulasi pakan ikan agar budidaya makin sukses.
Pada budidaya ikan, pakan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produksi. Lebih dari 60% biaya produksi dikeluarkan hanya untuk pembelian pakan.
Akhir-akhir ini, harga pakan buatan (pelet) terus melambung tinggi, karena naiknya harga bahan sumber protein utama seperti tepung ikan. Namun, kini Bapak/Ibu dapat mengakalinya dengan membuat pakan sendiri dengan kualitas yang tidak kalah dengan pakan buatan pabrikan.
Bapak/Ibu perlu mengetahui formulasi pakan ikan agar dapat membuat pakan yang berkualitas. Penyusunan formulasi pakan bertujuan untuk memperoleh nutrisi yang diperlukan ikan, baik dalam jumlah maupun perbandingan yang tepat untuk pertumbuhan ikan yang optimal.
Hal tersebut selaras dengan upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengadakan program GERPARI (Gerakan Pakan Mandiri) sejak tahun 2015, di mana para pembudidaya dapat memproduksi pakan secara mandiri dengan mengandalkan bahan baku lokal yang mengandung protein hampir sama dengan pakan pabrikan.
Dalam pemilihan bahan baku untuk menyusun formulasi pakan, Bapak/Ibu perlu mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas bahan baku. Bahan baku harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan, hal tersebut untuk meningkatkan rasio konversi pakan menjadi daging ikan.
Selain bahan baku, harga juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan harga bukan tentang murahnya harga bahan baku saja, namun Bapak/Ibu perlu membandingkan harga tersebut dengan nutrien yang terkandung di dalam bahan pakan.
Sebagai contoh, harga tepung ikan impor Rp6.300, dengan kandungan protein 70%. Sedangkan harga tepung ikan lokal Rp6.000, dengan kandungan protein 50%. Maka untuk menghitung harga per kg protein adalah sebagai berikut:
Tepung ikan impor = (6.300/70) x 100 = Rp9.000/kg protein
Tepung ikan lokal = (5.000/50) x 100 = Rp10.000/kg protein
Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa harga tepung impor lebih murah dibandingkan dengan tepung ikan lokal bila dilihat dari harga proteinnya.
Contoh lainnya, tepung ikan dengan kadar air 30% harganya adalah Rp420/kg, sedangkan tepung ikan lain dengan kadar 14% harganya adalah Rp400/kg. Maka untuk menghitung harga per kg bahan kering adalah sebagai berikut:
Tepung ikan (kadar air 30%) = Rp420/(100 – 30) x 100 = Rp600/kg bahan kering
Tepung ikan (kadar air 14%) = Rp400/(100 -14) x 100 = Rp465/kg bahan kering
Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa tepung ikan dengan kadar air 14% lebih murah dibandingkan tepung ikan dengan kadar air 30% bila dilihat dari bahan keringnya.
Terdapat beberapa metode dalam menyusun formulasi pakan yang perlu Bapak/Ibu ketahui. Namun, metode yang umum dan mudah dilakukan adalah metode empat persegi pearson’s dan metode persamaan aljabar.
Sebelum menyusun formulasi pakan, Bapak/Ibu harus mengetahui kandungan protein dalam pakan. Kandungan protein dalam pakan berbeda-beda tergantung jenis pakan yang ingin Bapak/Ibu gunakan. Simak di bawah ini.
Setelah Bapak/Ibu mengetahui kandungan protein pakan, saatnya Bapak/Ibu mengetahui cara menyusun formulasi pakan ikan. Contoh-contoh ini dapat Bapak/Ibu perluas sendiri tergantung keinginan dan ketersediaan bahan baku:
Sebagai contoh, apabila Bapak/Ibu ingin menyusun formulasi pakan untuk ikan nila dengan bahan baku tepung petek dan bungkil kelapa. Pakan diharapkan mengandung protein 30 gram pada setiap 100 gram formulasi pakan.
1. Bapak/Ibu perlu mengetahui kandungan protein tepung petek dan bungkil kelapa. Kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan bungkil kelapa 13,45%.
2. Gambarlah bujur sangkar dan letakkan nilai kandungan protein tepat di tengah garis diagonal bujur sangkar tersebut (lihat gambar).
3. Cantumkan kandungan protein pada sisi kiri bujur sangkar. Sisi kiri atas adalah bahan baku yang nilai kandungan proteinnya lebih tinggi (tepung ikan). Sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang nilai kandungan proteinnya lebih rendah (bungkil kelapa).
4. Lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan terhadap kandungan protein bahan baku dengan nilai protein yang dibutuhkan. Hasilnya berada di sisi kanan bujur sangkar.
16,55 + 30,0 = 46,55
Catatan:
Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein sebesar 30% atau 30 gram protein setiap 100 gram formulasi pakan dari bahan baku tepung ikan petek sebesar 35,55 gram dan bungkil kelapa 64,45 gram adalah sebagai berikut:
a. Jumlah protein dari tepung ikan petek 35,55 gr x 60% = 21,33 gram
b. Jumlah protein dari bungkil kelapa 64,45 gr x 13,45% = 8,67 gram
Total jumlah protein per 100 gr formulasi pakan = 30,0 gram
Pertama-tama, Bapak/Ibu perlu mengetahui kandungan protein tepung petek dan bungkil kelapa. Kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan bungkil kelapa 13,45%. Kedua angka tersebut bisa dijadikan variabel untuk persamaan dalam menghitung formulasi pakan. Simak persamaan-persamaan berikut.
Setelah mendapatkan persamaan-persamaan tersebut, Bapak/Ibu bisa mendapatkan nilai Y dan X. Simak caranya di bawah ini.
Untuk mendapatkan nilai Y, lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan persamaan 2, sehingga Bapak/Ibu mendapatkan nilai Y, yaitu jumlah bungkil kelapa dalam gram untuk setiap 100 gram formulasi pakan.
Setelah mendapatkan nilai Y, masukkan nilai Y ke persamaan 1, sehingga Bapak/Ibu mendapatkan nilai X, yaitu jumlah gram tepung ikan petek untuk setiap 100 gram formulasi pakan.
Lalu, bisa disimpulkan bahwa formulasi pakan yang mengandung 30% protein atau 30 gram protein tiap 100 gram pakan adalah:
Dalam pembuatan pakan ikan, perlu diingat komposisi bahan baku yang digunakan memiliki syarat, seperti tinggi nutrisi, mudah diolah, mudah diperoleh, dan bebas racun. Mengingat harga pelet yang kian melambung, Bapak/Ibu dapat mencoba membuat pelet ikan sendiri untuk menghemat biaya produksi.
Berikut ini adalah proses pembuatan pakan ikan yang mudah untuk Bapak/Ibu lakukan:
Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan pakan ikan yaitu menyusun bahan baku yang akan digunakan. Dalam penyusunan ini diperlukan perhitungan yang tepat agar mendapatkan pakan dengan kandungan protein yang Bapak/Ibu inginkan.
Bahan baku dipilih dengan memperhatikan kriteria, ketersediaan, harga, kualitas bahan baku, keamanan pangan, dan kemudahan diperoleh serta penggunaannya.
Penepungan adalah proses menghaluskan bahan baku menjadi tepung. Tujuan dari penepungan adalah untuk memudahkan saat proses pencampuran dan pencetakan. Selain itu, untuk meningkatkan daya cerna ikan agar pelet mudah hancur.
Tujuan dari pencampuran adalah agar bahan baku yang telah halus dapat menghasilkan campuran bahan yang homogen. Dalam proses pencampuran, bahan baku yang telah halus ditimbang berdasarkan kebutuhan sesuai formulasi yang telah Bapak/Ibu hitung.
Bahan baku tersebut kemudian dicampur sampai merata menggunakan mesin pencampur (mixer). Keseimbangan antara jumlah bahan yang dicampur dengan waktu pencampuran menentukan bahan tersebut akan tercampur secara merata.
Proses pencetakan berfungsi untuk mengubah campuran bahan baku pakan menjadi pelet dengan ukuran dan bentuk tertentu sehingga cocok diberikan kepada ikan. Bahan baku yang sudah dicampur dapat langsung dicetak menjadi pakan dengan menggunakan mesin pencetak (pelleting).
Sebelum dijemur di bawah matahari, pelet yang sudah dicetak dimatangkan terlebih dahulu. Pematangan dilakukan dengan cara memasukkan pelet selama ±30 detik. Hal ini bertujuan untuk mematangkan pelet sehingga menjadi tidak mudah hancur. Pelet yang sudah dimasak selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari.
Pelet yang sudah kering tidak langsung dikemas, karena pelet yang masih panas dikhawatirkan menimbulkan uap air di dalam kemasan pelet. Pelet yang basah akan mudah menimbulkan jamur. Setelah dijemur, pelet didiamkan terlebih dahulu sampai dingin ± 30-60 menit, kemudian dikemas menggunakan karung yang di dalamnya sudah diberi lapisan plastik.
Pelet harus disimpan dengan baik di tempat yang tidak lembab dan tidak terpapar sinar matahari langsung, sehingga pelet terhindar dari kontaminasi jamur pada saat disimpan.
Baca Juga: Kenalan dengan Jenis Pakan Ikan yang Cocok untuk Budidaya
Perlu Bapak/Ibu ketahui, pakan merupakan salah satu kunci kesuksesan budidaya ikan. Terkadang, dalam pemberian pakan Bapak/Ibu bingung dalam jumlah yang harus diberikan. Selain itu, Bapak/Ibu mungkin lupa untuk memberi pakan atau kondisi cuaca tidak memungkinkan sehingga pakan tidak diberikan.
Hal tersebut dapat menghambat kesuksesan budidaya ikan Bapak/Ibu. Untungnya, pemberian pakan dapat lebih efisien dan mudah dengan eFeeder 5!
eFeeder 5 merupakan produk dari eFishery yang dapat memberikan pakan ikan secara otomatis. Dengan eFeeder 5, tak hanya praktis, tapi rasio FCR pakan dapat lebih rendah.
eFeeder juga memiliki fitur bermanfaat lainnya yang mendukung kesuksesan budidaya ikan Bapak/Ibu. Dilengkapi dengan fitur pemberian pakan, pencatatan, dan penjadwalan pemberian pakan yang teratur.
Ayo miliki eFeeder 5 sekarang dan nikmati manfaatnya untuk meningkatkan budidaya ikan Bapak/Ibu!
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Formulasi pakan ikan adalah komposisi pakan buatan yang disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan. Formulasi yang baik berarti mengandung semua nutrisi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis serta mudah diperoleh sehingga menghasilkan keuntungan.
Ada 4 metode yang dapat digunakan untuk menghitung formulasi pakan. Namun, metode yang efektif untuk menghitung formulasi pakan adalah metode empat persegi pearson’s dan metode persamaan aljabar.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi