Penyakit TSV pada udang atau sering disebut penyakit udang ekor merah merupakan penyakit udang yang dapat menyebabkan kematian yang signifikan. Serangan TSV pada udang umumnya terjadi pada umur 14-40 hari setelah penebaran bibit udang di tambak dengan tingkat kematian mencapai 9%. Selain itu, udang dewasa juga dapat terserang penyakit TSV dengan tingkat kematian yang rendah.
Terdapat dua fase infeksi TSV pada udang, yaitu fase akut (kematian udang massal) dan fase kronis (dapat bertahan hidup namun dapat membawa carrier penyakit TSV). Akibatnya, penyakit TSV pada udang memiliki efek merugikan terhadap budidaya udang Bapak/Ibu. Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!
Taura Syndrome Disease (TSV) adalah penyakit Ribonukleat Acid (RNA) udang yang pertama kali ditemukan pada tahun 1992 dan berasal dari budidaya udang di Ekuador. TSV udang telah menyebar ke berbagai negara penghasil udang besar melalui transfer benih dan induk udang untuk tujuan budidaya atau produk pakan udang beku. TSV digolongkan sebagai salah satu penyakit udang yang cukup berbahaya..
Berikut ini beberapa gejala yang bisa menunjukkan udang mengalami TSV pada kolam tambak:
Gejala tersebut selanjutnya akan menyerang bagian terpenting udang, yaitu organ insang, ginjal, otak, dan hati udang. Hal inilah yang dapat menyebabkan kematian udang secara cepat dalam satu populasi udang
TSV pada udang muncul karena berbagai faktor, seperti kepadatan udang yang tinggi dan suhu tidak stabil sehingga udang menjadi stres. TSV merupakan virus cukup berbahaya yang digolongkan sebagai Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) kelas 1. Taura Syndrome Virus (TSV) menyerang udang usia 14-40 hari setelah ditebar di tambak budidaya.
Baca Juga: 11 Penyakit Udang yang Sering Mengancam Petambak & Cara Pencegahannya
Mendeteksi TSV pada udang dapat dilakukan dengan uji PCR atau Polymerase Chain Reaction. PCR merupakan cara mendeteksi TSV yang paling cepat dan mudah. Metode PCR dapat mendeteksi penyakit TSV secara molekuler. Cara uji PCR menemukan TSV adalah dengan cara memperbanyak fragmen DNA spesifik.
Adapun 5 cara pengujian dengan metode PCR yaitu nekropsi sampel, ekstraksi, amplifikasi, elektroforesis, dan visualisasi hasil:
Nekropsi dapat dilakukan dengan mengambil organ target sampel seperti insang, uropod, kutikula, dan kaki renang udang.
PCR dapat mencegah dan meminimalkan infeksi TSV pada kolam budidaya udang. Monitoring serta metode PCR yang baik dan tepat dapat menentukan proses pemeliharaan budidaya udang hingga panen maksimal.
Udang Bapak/Ibu terserang penyakit TSV? Butuh pendampingan untuk mengatasinya?
Tenang, Bapak/Ibu bisa mendapatkan pendampingan dengan berkonsultasi secara GRATIS di fitur Konsultasi Budidaya dari aplikasi eFarm. eFarm merupakan aplikasi yang membantu Petambak dalam mengelola budidaya udang dengan fitur komplit agar bisa mendorong hasil panen yang maksimal
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Tunggu apa lagi? Yuk bergabung bersama ribuan Petambak lainnya. Konsultasikan kendala budidaya Bapak/Ibu hanya di aplikasi eFarm!
Ekor udang merah bisa disebabkan oleh virus Taura Syndrome Virus (TSV) yang menyerang tubuh udang pada tahap stadia post larva hingga juvenil.
Beberapa gejala yang bisa menunjukkan udang mengalami TSV, yaitu udang lesu/tidak aktif bergerak, berkurangnya nafsu makan udang, udang berkumpul di tepi kolam tambak, kematian mendadak pada stadia post larva dan juvenil, tubuh udang berwarna merah pucat, ekor udang berwarna merah, dan cangkang udang lunak.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi