Cara merawat ikan lele agar tidak mati cukup mudah dan bisa diimplementasikan langsung dalam keseharian budidaya. Cara ini harus diperhatikan dengan cermat oleh agar lele tidak mati dan Pembudidaya terhindar dari risiko kegagalan budidaya akibat kematian lele atau bibit lele tersebut.
Hama dan virus masih menjadi penyebab utama lele bisa sakit hingga mati. Kendati demikian, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegagalan budidaya ikan lele, antara lain karena seluruh ikan lele terserang penyakit secara bersamaan, seluruh bibit dan ikan lele mati, kualitas benih kurang bagus, hingga perbandingan antara harga pakan dan harga jual lele yang turun.
Artikel ini akan berfokus pada penyebab kegagalan budidaya yang disebabkan benih dan ikan lele mati secara serempak atau kata lainnya kematian massal hingga cara merawat lele agar tidak mati.
Ada beberapa faktor penyebab lele mati sehingga menciptakan kondisi kegagalan budidaya ikan lele, antara lain:
Baca Juga: Cek Penyebab dan Cara Atasi Ikan Lele Menggantung
Saat tingkat stres ikan lele atau benih lele mengalami peningkatan, kondisi tubuhnya menjadi kurang stabil. Hama dan virus akan mudah masuk dan berakibat fatal hingga menyebabkan kematian pada lele.
Sebelum terlambat, kenali gejala ikan lele yang sedang stres di bawah ini.
Gejala pertama ikan lele stres adalah kumisnya terlihat lebih keriting dari biasanya. Kondisi normal kumis ikan lele adalah lurus dan memanjang. Namun, saat lele merasa stres, bagian kumisnya tersebut akan mengembang dan mengeriting. Bapak/Ibu dapat memperhatikan perubahan yang cukup signifikan tersebut saat memberi pakan. Penyebab kumis lele keriting bisa karena kualitas air yang buruk sehingga rentan menyimpan bakteri sampai virus.
Bila menemukan warna kulit lele memerah dan tidak seperti warna kulit normal pada umumnya, lantas hal tersebut tak bisa Bapak/Ibu anggap sepele. Memerahnya kulit lele tersebut disebabkan lele kurang cocok beradaptasi dengan kondisi air.
Penyebab sirip lele mengalami pendarahan adalah karena ikan tersebut telah terpapar virus herpes. Oleh karena itu, saat melihat sisip lele mengalami pendarahan, segera angkat lele dan pisahkan dengan ikan lainnya supaya tidak terjadi penyebaran virus.
Secara spesifik belum ada penyebab utama mengapa mata lele lebih menonjol. Akan tetapi, saat lele terinfeksi virus atau bakteri tertentu dan merasa sakit dalam waktu yang lama, maka respons tubuh yang terlihat adalah bagian mata yang lebih menonjol. Gejala tersebut menandakan bahwa lele sedang stres dan sakit.
Sulit melihat secara sepintas mana lele yang memiliki mata lebih menonjol. Bapak/Ibu perlu melakukan pemeriksaan dengan detail dan satu per satu untuk melihat secara langsung adakah mata lele yang lebih menonjol. Saat menemukan lele dengan mata menonjol, segera pisahkan dan rawat di kolam pengobatan terpisah.
Gejala selanjutnya adalah saat ikan lele berenang atau mengapung dengan posisi menggantung atau seperti terlihat sedang mengambang. Jika menemukan kondisis lele menggantung maka segera pisahkan dan obati sebelum akhirnya mati.
Ikan lele memiliki sifat perenang aktif dan lincah. Hal ini berbeda bila Bapak/Ibu menemukan lele berenang dengan arah yang tidak jelas atau berenang tidak menentu. Tak jarang juga ikan yang berenang asal-asalan ini akan menabrak lele lainnya. Kondisi tersebut bukanlah karena lele memiliki sifat aktif dan lincah, melainkan lele sedang stres sehingga Bapak/Ibu perlu memeriksakan lebih rinci.
Faktor penyebab ikan lele kehilangan nafsu makan adalah karena ikan tersebut keracunan amonia. Amonia merupakan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam atau mengambang di permukaan kolam dalam waktu yang cukup lama. Aroma yang kurang sedap dari sisa pakan tersebut tidak disukai oleh ikan lele sehingga lele mudah stres saat menghirupnya. Karenanya lele jadi kehilangan nafsu makan. Sekalipun Bapak/Ibu memberikan pakan pelet berkualitas, lele tetap enggan untuk memakannya.
Totol-totol atau bintik putih yang terlihat pada bagian tubuh ikan lele menandakan ikan lele sedang stres. Bila menemukan lele dengan gejala tersebut maka lakukan pemeriksaan mendalam secara detail. Cari tahu virus atau bakteri apa yang bersarang di tubuh lele serta lakukan pengobatan sebelum lele tersebut mati.
Gejala akan terjadinya kematian massal yang terakhir adalah saat perut lele terlihat membesar atau kembung. Gejala ini cukup jelas terlihat karena lele akan berenang tidak seperti biasanya. Penyebabnya bisa dikarenakan bakteri atau terjadinya perubahan kualitas air dan suhu air.
Baca Juga: Bioflok Ikan Lele: Cara, Tips, dan Perawatan
Setelah mengetahui penyebab lele mati dan gejalanya, selanjutnya mari ketahui bagaimana cara merawat lele agar tidak mati. Cara-cara ini juga bisa Bapak/Ibu terapkan sebagai cara merawat bibit ikan lele agar tidak mati.
Sebelum kolam dipakai untuk berbudidaya ikan lele, sebaiknya disterilkan terlebih dulu dengan cara dibersihkan menggunakan sabun atau air cucian yang diendapkan dan dikuras. Saat proses pengurasan pastikan tidak ada sabun atau detergen yang tersisa, lalu jemur kolam untuk beberapa waktu.
Untuk menjaga kebersihkan dan kualitas air kolam, Bapak/Ibu wajib membersihkan kolam dan mengganti airnya setiap seminggu sekali atau 2 minggu sekali. Caranya dengan menguras air sebanyak 30-50% dari total volume air. Jangan membuang seluruh air pada kolam budidaya karena bila Bapak/Ibu mengganti air kolam secara menyeluruh, terdapat risiko lele jadi sulit beradaptasi kembali. Lebih cermat dalam membersihkan dasar kolam supaya kotoran atau sisa pakan yang mengendap ikut terbuang melalui saluran pembuangan air.
Ikan lele termasuk ke dalam kategori hewan nokturnal, yakni hewan yang aktif di malam hari dan pasif di siang hari. Untuk menambah rasa nyaman dan aman ikan selama di kolam budidaya, Bapak/Ibu bisa membuat ruangan khusus yang lebih gelap di dalam kolam. Misalnya saja dengan menambah beberapa ornamen yang menyerupai goa yang terbuat dari daun kering atau kresek. Dengan begitu, lele akan lebih nyaman berenang saat berada di tempat gelap.
Proses pembesaran benih jadi ikan dewasa merupakan proses yang cukup krusial. Faktor utama yang mendukung kesuksesan proses pembesaran adalah pemberian pakan dan suplemen yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan gizi ikan lele. Ada banyak rekomendasi pelet alami maupun buatan yang bisa Bapak/Ibu gunakan untuk memberi pakan lele. Selain itu, pastikan juga untuk mengontrol banyaknya pakan yang diberikan dan juga waktu pemberian pakan yang rutin.
Penggunaan probiotik memiliki fungsi ganda antara lain membantu pencernaan ikan, membantu metabolisme tubuh. Bahkan ada jenis probiotik yang dapat menekan laju pertumbuhan bakteri merugikan di dalam kolam budidaya. Dengan menggunakan probiotik daya tahan tubuh lele makin bagus dan tahan terhadap jenis virus, bakteri, dan penyakit lain yang bisa membuat lele stres.
Pemilihan bibit ikan lele juga bisa menjadi cara terbaik untuk merawat lele agar tidak mati. Sebab bila sedari awal Bapak/Ibu telah menggunakan bibit berkualitas unggulan dan terbaik, maka DNA yang ada di dalam bibit tersebut mampu memberikan proteksi mandiri terhadap virus dan bakteri.
Namun, selain memperhatikan ciri-ciri bibit ikan lele berkualitas, Pembudidaya juga perlu memperhatikan padat tebar kolam budidaya. Ada aturan tersendiri yang mengatur berapa bibit yang bisa ditebar dalam ukuran kolam tertentu sehingga lele tidak akan menumpuk. Dampak bila Bapak/Ibu memaksakan padat tebar dalam jumlah banyak adalah kematian massal akibat kekurangan oksigen terlarut.
Cara merawat ikan lele agar tidak mati yang terakhir adalah dengan menggunakan aerator. Aerator merupakan alat yang dapat memproduksi gelembung oksigen yang dibutuhkan ikan lele. Dengan begitu, Bapak/Ibu tak perlu khawatir saat lele kurang mendapatkan oksigen karena aerator akan memproduksinya.
Baca Juga: Simak Cara Memelihara Anak Ikan Lele dengan Baik dan Benar!
Terdapat beberapa alternatif cara untuk menjaga kualitas air kolam budidaya. Pertama dengan menambahkan probiotik khusus yang dapat membunuh virus dan bakteri dalam air. Kemudian membuat konstruksi saluran dan sirkulasi air yang lancar dan tak mudah mampat sehingga kotoran mudah terbuang. Terakhir adalah dengan memberikan pakan dalam jumlah sewajarnya dan terjadwal sehingga tidak terjadi penumpukan sisa pakan lele.
Untuk menambah pengetahuan Bapak/Ibu tentang cara atau langkah-langkah berbudidaya yang benar dan baik maka Bapak/Ibu bisa mempelajari atau mencari tips berbudidaya di eFisheryKu. Di sana ada banyak video bimbingan, tutorial, dan cerita berbudidaya dari Pembudidaya andal dan profesional.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Tunggu apalagi, yuk download eFisheryKu!
Penyebab lele mati antara lain terdapat lumut dan ganggang rumput di dalam kolam ikan, kolam jarang dibersihkan sehingga virus dan bakteri berkembang biak, rasio padat tebar terlalu banyak, air kolam budidaya tercemar oleh bahan kimia, hingga sistem keamanan kolam yang minim sehingga predator mudah masuk.
Cara merawat ikan lele agar tidak mati adalah dengan rutin membersihkan kolam, menjaga kualitas airnya, memberikan pakan dan suplemen, memberikan probiotik khusus, membuat ruang gelap di dalam kolam, hingga menggunakan aerator.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi