Proses penting dan cukup krusial yang menentukan keberhasilan budidaya ikan lele adalah saat mengawinkan indukan ikan lele, cara menelurkan lele, hingga merawat telur dan benih lele supaya tumbuh dengan bobot ideal untuk dipanen. Jadi, bukan hanya proses pemijahannya saja, cara menetaskan telur lele juga perlu diketahui faktor-faktor keberhasilan atau kegagalannya.
Salah satu cara menetaskan telur ikan lele adalah menyimpannya di kolam penetasan khusus yang terpapar langsung sinar matahari dan terhindar hujan. Tujuannya adalah untuk membangun daya tahan tubuh benih lele tahan terhadap virus, penyakit, dan pergantian cuaca.
Selain itu, telur ikan lele memiliki sifat adhesif. Dinding cangkang telur ikan lele memiliki lapisan perekat yang akan aktif saat kontak langsung dengan air. Apabila tidak hati-hati, telur ikan lele berpotensi rusak atau terkoyak saat Bapak/Ibu mencoba untuk mencabutnya.
Selain itu, apa lagi yang perlu diperhatikan saat proses penetasan ikan lele? Berikut ulasannya.
Idealnya, telur ikan lele akan menetas 1 hari pasca pemijahan terjadi antara indukan lele betina dan jantan. Sekalipun telur lele menetas dalam waktu singkat, proses penetasan ikan lele perlu dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk meminimalkan rendahnya daya tetas telur yang menyebabkan sedikitnya benih lele yang akan Bapak/Ibu dapatkan.
Setelah indukan ikan lele dipijah dan terlihat ada telur di dalam kolam pemijahan, segera pisahkan indukan dengan telur lele agar indukan ikan lele tidak memakan telur-telur tersebut. Sebab, indukan ikan lele pasca pemijahan biasanya mudah merasa lapar dan akan memakan apa saja yang ada di sekitarnya, termasuk telur-telur lele tersebut.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk memisahkan telur dan indukannya. Cara pertama adalah dengan memindahkan indukan lele, lalu mengosongkan air yang ada di dalam kolam pemijahan menggunakan selang. Tujuan pembuangan air ini adalah supaya sisa sel sperma mati, sel telur yang tidak terbuahi, dan telur yang busuk bisa terbuang.
Untuk membedakan telur gagal dan berhasil, Bapak/Ibu bisa lihat dari warnanya. Kalau telur berwarna bening, maka telur berhasil dibuahi. Namun, bila berwarna keputihan, maka telur tersebut gagal dibuahi. Setelah kolam bersih, Bapak/Ibu bisa mengisi kolam kembali dengan air.
Cara kedua adalah dengan mengangkat telur dari kolam pemijahan. Saat proses pemijahan selesai pukul 4 pagi, telur harus diangkat 1-2 jam kemudian, sekitar pukul 5-7 pagi.
Telur-telur yang berada di kakaban harus segera disimpan ke kolam penetasan untuk meminimalkan kemungkinan telur gagal menetas karena terlalu lama berada di luar air. Sedangkan, bila proses pemijahannya menggunakan proses buatan, telur yang telah tercampur dengan sperma harus segera disimpan ke dalam wadah yang telah diberi aerasi dan kakaban.
Selain menggunakan kolam pemijahan, Bapak/Ibu juga bisa menggunakan jenis kolam budidaya ikan lainnya, namun ukurannya perlu disesuaikan dengan kondisi telur dan lingkungan kolam. Sayangnya, tidak disarankan menggunakan kolam tanah sebagai kolam penetasan ikan lele karena kolam tersebut rentan terhadap jenis bakteri dan hewan yang akan memangsa telur dan larva benih lele tersebut.
Adapun ketinggian air kolam penetasan dan pemeliharaan benih yang disarankan adalah 10-30 cm, tergantung dari suhu dan jenis kolam yang dipilih. Untuk kolam bersuhu dingin, disarankan ketinggian air berkisar antara 10-15 cm, sedangkan untuk kolam bersuhu panas tinggi air bisa mencapai 20-30 cm. Untuk ukuran lebih detail, berikut ini jenis dan ukuran kolam penetasan ikan lele.
Jenis Kolam Penetasan Lele | Ukuran Kolam | Tinggi Kolam | Kedalaman Air |
Kolam atau Bak Semen | 1 x 2 m atau 2 x 3 m | 1 m | 60-70 cm |
Kolam Terpal | 2 x 3 m atau 3 x 4 m | 60-70 cm | 25-30 cm |
Bak Fiberglass | 1 x 2 m | 60 cm | 50 cm |
Akuarium | 40 x 80 cm atau 50 x 100 cm | 40 cm | 30 cm |
Selain itu, pemilihan tempat atau lokasi penetasan ikan lele disarankan berada di tempat yang mudah terpapar sinar matahari dan terhindar dari hujan untuk menjaga ph air dan suhu kolam stabil. Untuk melindungi kolam dari kotoran seperti daun, sampah, atau hewan predator, sebaiknya kolam penetasan ditutup dengan paranet atau pagar bambu.
Untuk perawatan kolamnya sendiri, Bapak/Ibu perlu rutin menjaga kebersihan air dengan menggantinya secara berkala saat air sudah mulai terlihat kotor. Adapun untuk menghindari kolam dari mikroorganisme, langkah-langkah yang bisa dilakukan Bapak/Ibu adalah:
Untuk memperlancar penetasan benih lele, jaga suhu dan pH air kolam agar stabil. Idealnya, suhu kolam penetasan berkisar antara 25-31°C.
Untuk mengukur suhu air, Bapak/Ibu bisa menggunakan termometer. Apabila suhu kolam terlalu dingin atau rendah, maka Bapak/Ibu bisa memasang tenda terpal plastik di atas kolam.
Yang perlu diperhatikan adalah kadar suhu optimum tertentu untuk mengefisiensikan pemanfaatan kuning telur supaya telur tumbuh lebih maksimal, sehingga larva yang dihasilkan bisa berukuran besar dengan kondisi organ dan fisik yang sempurna. Kadar suhu optimal untuk penetasan lele berkisar antara 29-31°C.
Selain sirkulasi air yang dibutuhkan, suplai oksigen terlarut pada kolam penetasan juga dibutuhkan. Oksigen-oksigen tersebut masuk ke dalam telur melalui lapisan permukaan cangkang telur. Kadar oksigen optimum yang dibutuhkan untuk penetasan telur ikan lele sebesar 5 mg/l.
Untuk mendapatkan oksigen terlarut dalam air, Bapak/Ibu bisa:
Saat kolam sudah dipersiapkan dan diisi oleh air bersih yang telah diendapkan, maka selanjutnya Bapak/Ibu bisa menebarkan obat organik khusus berbentuk cair sebagai pakan bibit lele alami.
Jika seluruh proses penetasan ikan lele berhasil, maka telur ikan lele akan menetas setelah 24 jam berada di kolam penetasan lele. Setelah itu, angkat substrat atau kakaban tempat meletakkan telur lele dari kolam dan bersihkan kolam dengan cara mengganti air sebanyak ¾ dari volume kolam atau antara 10-15 cm dengan air jernih dan bersih. Proses pembersihan air ini bertujuan untuk menjaga kualitas air dan membersihkan kolam dari telur-telur gagal menetas yang membuat air kolam jadi kotor.
Baca Juga: Bingung Ikan Lele Tidak Besar-Besar? Cek Solusinya Disini!
Indukan lele dapat menghasilkan telur hingga ribuan jumlahnya. Satu indukan ikan lele mampu bertelur hingga 35.000 telur. Meskipun banyak, tidak semua telur ikan lele akan menetas.
Sekalipun Bapak/Ibu sudah melakukan langkah-langkah cara menetaskan telur lele yang benar dan baik, telur lele gagal menetas mungkin saja terjadi. Berikut ini penyebab-penyebab telur lele tidak menetas.
Telur yang berada di dalam perut indukan betina memiliki tingkat kematangan gonad (TKG). Apabila indukan betina memiliki gonad yang telah matang, maka telur yang yang dimiliki indukan tersebut sehat dan siap dibuahi oleh sperma indukan jantan.
Telur lele yang sudah matang dan siap dibuahi bisa dilihat dari warna telurnya. Jika warna telur tersebut hijau muda maka telur belum matang, tetapi bila telur berwarna hijau kecoklatan maka siap dibuahi oleh sperma.
Kualitas air yang jernih, bersih, dan bebas dari logam berat bisa mempercepat proses penetasan telur lele. Sebaliknya, air yang mengandung logam berat bisa menyebabkan kematian pada telur lele.
Selain itu, Bapak/Ibu bisa memperhatikan kualitas air di pagi dan siang hari, di mana akan banyak telur ikan yang menetas. Saat petang hari, kondisi air berubah jadi keruh dan muncul aroma busuk yang menjadi pemicu kegagalan telur ikan lele menetas.
Telur di dalam tubuh indukan lele betina yang sudah matang gonad harus segera dipijahkan atau dikawinkan. Apabila tidak dikawinkan, telur-telur tersebut akan menua di dalam tubuh ikan dan sulit berkembang, sekalipun sudah melalui proses pembuahan sel sperma dari indukan jantan.
Selain permasalahan yang dialami indukan betina, kegagalan penetasan ikan lele juga bisa diakibatkan oleh indukan lele jantan yang belum siap untuk membuahi sel telur pada indukan betina. Hal ini terjadi karena sel sperma pada indukan jantan belum mengalami kematangan gonad atau kematangan gonad sebagian sehingga sulit untuk membuahi sel telur secara maksimal.
Spora-spora jamur yang terbawa angin dan jatuh di atas telur ikan lele menjadi ancaman serius kegagalan penetasan telur. Sebab, telur ikan lele memiliki kandungan protein cukup tinggi yang disukai jamur-jamur tersebut.
Ciri-ciri telur yang berjamur adalah munculnya benang halus berwarnaputih seperti kapas putih. Telur berjamur ini akan mati dan membusuk.
Penyebab telur lele tidak menetas yang terakhir adalah suhu air pada kolam yang begitu tinggi sehingga berpotensi mempengaruhi perkembangan telur lele dan menyebabkan kematian.
Baca Juga: Kenali Penyakit Ikan Lele dan Cara Mencegahnya!
Selain mengetahui cara menetaskan telur lele dan penyebab telur lele tidak menetas, Bapak/Ibu perlu mengetahui bagaimana proses pemijahan indukan lele yang tepat dan cara pemberian pakan terhadap anakan ikan lele dan ikan lele dewasa. Kadar pakan yang dibutuhkan ikan lele dewasa dan anakan ikan lele tentu saja berbeda.
Untuk menentukan jenis pakan dan kandungan nutrisinya, Bapak/Ibu juga perlu memperhatikan cara untuk mempercepat proses pembesaran anakan ikan lele sehingga mencapai bobot ideal untuk siap panen.
Supaya budidaya ikan lele sukses dan meraup untung maksimal, Bapak/Ibu bisa mempelajari tips sukses budidaya ikan lele di eFisheryKu. Di eFisheryKu, ada banyak ahli Pembudidaya yang membagikan informasi dan pengetahuan mengenai cara terbaik untuk melakukan budidaya ikan dalam bentuk artikel dan video.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Selain itu, ada juga video-video dan cerita sukses dari Pembudidaya di seluruh Indonesia yang bisa Bapak/Ibu pelajari cara-cara budidayanya. Yuk, cari tahu informasi lebih lanjut tentang budidaya ikan!
Cara menetaskan telur lele yang benar adalah dengan menyimpan telur pada kolam yang tepat dan terkena paparan sinar matahari langsung, merawat kolam, menjaga suhu dan oksigen kolam, dan menebarkan cairan obat organik khusus untuk mengoptimalkan perkembangan telur lele.
Ada banyak penyebab telur lele tidak menetas. Di antaranya adalah telur lele belum matang, usia telur sudah kedaluwarsa, kualitas air buruk, suhu tinggi pada kolam, serangan jamur, hingga kemandulan pada indukan jantan.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi