Budidaya ikan nila di kolam tanah memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis kolam budidaya ikan nila lainnya. Salah satu keunggulannya adalah ketersedian pakan alami, sehingga Pembudidaya dapat menekan biaya pakan ikan nila. Cara budidaya ikan nila di kolam tanah pun tak sesulit yang dibayangkan. Bahkan, para Pembudidaya pemula disarankan untuk memulai budidaya ikan nila menggunakan kolam tanah.
Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan nila terbilang cukup tinggi, sejalan dengan tingkat konsumsi ikan dalam negeri yang berada di angka lebih dari 5% per tahun. Oleh karena itu, permintaan ikan nila di dalam negeri juga selalu meningkat setiap tahunnya. Memang, membudidayakan ikan nila adalah proses yang gampang-gampang susah, khususnya budidaya ikan nila di kolam tanah ukuran kecil.
Artikel ini akan mengupas tuntas keunggulan budidaya ikan nila merah di kolam tanah dan cara budidaya ikan nila merah di kolam tanah yang mudah dipahami oleh para Pembudidaya pemula maupun berpengalaman. Yuk simak!
Untuk memulai budidaya dengan banyak bibit nila, antara 1.000-5.000 bibit, dibutuhkan modal Rp8-20 juta, tergantung dari penggunaan kolam budidaya, jenis pakan, dan biaya operasional lainnya. Modal usaha tersebut tetap dapat digunakan untuk bulan-bulan selanjutnya di luar pemasukan kotor dan bersih.
Adapun modal yang dibutuhkan untuk membeli bibit nila sebanyak 1.000-5.000 bibit mulai dari Rp1,1-1,5 juta, tergantung dari panjang bibit yang Bapak/Ibu pilih. Idealnya, bibit nila terbaik memiliki panjang tubuh 7 cm.
Sementara itu, harga ikan nila berkisar antara Rp30-50 ribu per kg. Anggap saja hasil panen yang didapatkan bisa mencapai 500 kg, apakah sudah terbayangkan berapa juta omzet yang akan didapatkan Bapak/Ibu? Tentunya sangat melimpah!
Selanjutnya, di mana Pembudidaya dapat menawarkan hasil panen ikan nila? Bapak/Ibu bisa menawarkan hasil panen ikan nila ke pasar tradisional, pasar swalayan, pengepul ikan, restoran atau tempat makan, hingga ekspor ke luar negeri.
Terdapat 4 jenis kolam budidaya ikan nila yang bisa digunakan. Setiap jenis kolam memiliki keunggulannya masing-masing. Kendati demikian, Bapak/Ibu perlu mempertimbangkan banyaknya bibit yang ditebar dan jumlah bibit yang akan dibudidaya sehingga kolam tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit. Berikut ini pembahasan masing-masing jenis kolam secara singkat.
Kolam bioflok adalah jenis kolam budidaya nila yang memiliki ekosistem dan lingkungan yang menyerupai habitat asli nila sehingga nila lebih mudah beradaptasi pada kolam tersebut dan mempercepat pertumbuhan bibit nila.
Kendati demikian, Pembudidaya perlu mengontrol kualitas airnya setiap saat. Di sinilah letak kekurangannya, karena Pembudidaya akan menggunakan beberapa peralatan yang harus terus menyala untuk menjaga kualitas air kolam budidaya.
Keunggulan kolam beton sebagai kolam budidaya adalah daya tahan kolam yang bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Selain itu, kolam beton juga relatif terbebas dari hama dan virus sehingga dapat menekan angka infeksi virus dan penyakit pada ikan nila. Kolam beton memiliki saluran air yang lebih baik dibandingkan jenis kolam budidaya lainnya.
Akan tetapi, pembuatan kolam beton membutuhkan biaya yang cukup besar. Selain itu, kolam yang sudah selesai dibuat akan sulit untuk diubah atau direnovasi karena material pembuatannya yang begitu kokoh. Ditambah, tingkat stres ikan nila cenderung lebih tinggi karena lingkungan kolam yang tidak alami.
Kelebihan kolam terpal adalah jenis kolam ini mudah dibuat dengan biaya pembuatan kolam yang murah dibandingkan jenis kolam lainnya. Jenis kolam ini juga mudah dibongkar pasang, sehingga mempermudah Bapak/Ibu ketika akan memindahkan kolam budidaya.
Meskipun mudah dipindahkan, potensi kebocoran pada kolam terpal justru lebih tinggi, sehingga potensi air berkurang dan ancaman kematian pada nila pun besar. Sekalipun telah menggunakan kerangka kolam yang kokoh, potensi roboh kolam terpal tetap tinggi.
Jenis kolam budidaya yang terakhir adalah kolam tanah. Jenis kolam ini membutuhkan wilayah yang relatif lebih luas. Namun, biaya pembuatan kolam tidak terlalu mahal, dan kolam tanah juga dapat meningkatkan pertumbuhan ikan nila hingga lebih optimal.
Akan tetapi, Bapak/Ibu perlu cermat dalam memutuskan area tanah tempat pembuat kolam tanah. Cari tahu kualitas tanah tersebut, apakah tepat jika dijadikan kolam tanah. Hal ini penting karena jenis tanah tertentu tidak cukup kuat menahan air kolam, sehingga perlahan-lahan air akan surut. Selain itu, hama juga rentan masuk ke dalam kolam melalui sela-sela tanah sehingga mengganggu pertumbuhan bibit nila.
Baca Juga: Apa Guna Aerator Kolam Ikan Nila? Intip Jawabannya di Sini!
Secara spesifik dijelaskan bahwa kelebihan budidaya ikan nila di kolam tanah adalah modal yang dibutuhkan untuk bisnis budidaya jauh lebih murah bila dibandingkan kolam budidaya jenis tembok atau beton. Bapak/Ibu hanya perlu membayar jasa penggali tanah untuk membuat kolam tanah.
Penggunaan kolam tanah sebagai kolam budidaya ini juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bibit nila karena ekosistem dan lingkungan kolam tanah menyerupai habitat aslinya sehingga dapat mengurangi risiko stres terhadap ikan.
Keunggulan lainnya adalah ketersediaan pakan alami untuk bibit ikan nila yang berkualitas dan bernutrisi tinggi. Sebab saat kolam dibangun, biasanya kolam akan melalui fase pengapuran dan pemupukan untuk menciptakan pakan alami dan mengurangi potensi munculnya penyakit.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, ada beberapa faktor yang perlu dicermati supaya budidaya ikan nila sukses serta menghasilkan panen ikan dengan bobot besar dan berkualitas.
Sebaiknya Bapak/Ibu membangun kolam tanah di atas tanah yang tidak mudah berporos dan mampu menampung air dalam volume besar. Kriteria tanah yang cocok dijadikan kolam tanah adalah tanah yang subur, bebas dari minyak, dan jauh dari pabrik sehingga tidak mudah tercemar oleh limbah pabrik. Selain itu, lokasi kolam tanah disarankan dekat dengan mata air untuk menjaga dan mengontrol sirkulasi airnya.
Berikut ini langkah-langkah pembuatan kolam:
Berikut adalah kriteria bibit ikan nila berkualitas unggulan:
Saat menebarkan bibit, Pembudidaya perlu memperhatikan padat tebar kolam. Idealnya padat tebar kolam berkisar antara 15-30 ekor/m2 dengan ketentuan bobot bibit nila antara 10-20 gram/ekor.
Selanjutnya jangan langsung menebar bibit ke dalam kolam tanah. Biarkan ikan beradaptasi terlebih dulu dengan suhu kolam. Caranya dengan proses aklimatisasi, yaitu membiarkan wadah plastik berada di atas permukaan air selama beberapa jam. Setelah itu buka wadah plastik tersebut dan biarkan bibit keluar dengan sendirinya secara perlahan.
Bapak/Ibu dapat menggunakan pakan alami atau pakan buatan kepada bibit ikan nila. Namun, Bapak/Ibu perlu memperhatikan kandungan nutrisi di dalam pakan tersebut. Pakan buatan seperti pakan pelet harus mengandung protein sebanyak 20%-30%.
Porsi pakan setiap harinya adalah 3% dari total bobot tubuh ikan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yakni di pagi dan sore hari.
Lakukan pemeriksaan kualitas air rutin secara berkala. Dua parameter yang wajib dicek adalah kadar pH air dan kandungan oksigennya.
Saat air kolam budidaya kekurangan oksigen, tingkatkan aliran debit air pada sistem sirkulasi air agar air yang kekurangan oksigen bisa diganti dengan air baru yang kaya oksigen. Sedangkan bila air mengandung NH3 dan diikuti aroma tidak sedap atau terlihat keruh, maka kualitas air mulai menurun.
Solusinya adalah mengganti air dengan yang baru dengan cara membuang ⅔ air di kolam lalu ganti airnya. Pastikan untuk tidak membuang semua air, sisakan ⅓ air kolam yang lama.
Siklus budidaya ikan nila merah di kolam tanah adalah 4-6 bulan. Ikan nila merah sudah bisa dipanen ketika memasuki bobot 300 gr/ekor atau 3-4 ekor/kg.
Baca Juga: Contoh Analisa Usaha Ikan Nila 1000 Ekor, Lengkap!
Meskipun Bapak/Ibu telah memahami cara budidaya ikan nila di kolam tanah, seiring berjalannya waktu Bapak/ibu akan mendapatkan berbagai permasalahan saat proses budidaya. Tak hanya itu, kendala pakan, seperti harga tinggi dan efektivitas pakan, akan menjadi kendala yang besar.
Bapak/Ibu dapat bernapas lega karena kini ada eFisheryKu. eFisheryKu adalah aplikasi budidaya ikan yang dibuat dengan tujuan memajukan bisnis budidaya ikan.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Dalam eFisheryKu, Bapak/Ibu bisa mendapatkan pakan berkualitas serta alat penebar pakan pintar dari eFishery, yakni eFeeder. Tak hanya itu, Bapak/Ibu juga bisa menemukan cerita-cerita sukses para Pembudidaya yang sukses berbudidaya dengan dukungan dari eFishery. Bahkan, Bapak/Ibu juga bisa menjual ikan hasil panen di eFisheryKu.
Yuk segera download eFisheryKu!
Ikan nila dapat hidup di kolam tanah karena kolam tanah dapat menciptakan ekosistem dan lingkungan yang menyerupai habitat asli ikan nila serta menciptakan pakan alami untuk mempercepat pertumbuhan ikan nila.
Siklus budidaya ikan nila merah di kolam tanah hingga siap panen adalah 4-6 bulan.
Untuk menstabilkan metabolisme, ikan nila membutuhkan oksigen terlarut di dalam air. Kendati demikian, ikan nila mampu bertahan hidup dengan kolam tanpa aerator atau alat penambah oksigen.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi