Bisnis ekspor udang atau shrimp export merupakan salah satu sektor bisnis yang sedang giat digenjot oleh pemerintah saat ini. Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia, sebagai negara dengan hasil budidaya udang yang tinggi, ingin mencapai target peningkatan ekspornya yang sebesar 250% pada tahun 2024. Bapak/Ibu Petambak tertarik ingin mengekspor udang hasil budidaya? Simak tipsnya di artikel ini, yuk!
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), udang masih dan akan tetap menjadi primadona ekspor Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya target dari pemerintah untuk meningkatkan jumlah ekspor udang Indonesia sebanyak 250% pada 2024.
Pada 2019, ekspor udang Indonesia mencapai 207.000 ton (lebih dari 80% hasil budidaya di tambak). Lalu pada tahun 2022, harga rata-rata udang ekspor naik 3%. Bila kenaikannya konsisten hingga 4 tahun ke depan, target peningkatan ekspor sebanyak 250% tersebut cukup dengan ekspor sebanyak 425.000 ton saja.
Target peningkatan ekspor ini juga didukung dengan masih banyaknya tambak tradisional yang bisa diubah menjadi tambak intensif untuk lebih meningkatkan produktivitas panen udang. Seperti yang sudah Bapak/Ibu ketahui, padat tebar tambak tradisional hanyalah 8 ekor/m2, sedangkan padat tebar tambak intensif adalah 110 ekor/m2. Jadi, dengan mengubah tambak tradisional menjadi tambak intensif, jumlah panen udang yang dihasilkan pun akan semakin banyak.
Selain mengubah tambak-tambak tradisional menjadi tambak intensif, peningkatan produksi udang juga bisa dilakukan dengan revitalisasi tambak. Revitalisasi tambak dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi, menerapkan teknologi tepat guna, serta menggunakan benur unggul yang bisa tumbuh cepat pada saat budidaya.
Tambak dengan infrastruktur yang baik dan standar operasional prosedur (SOP) yang tepat, bisa mempunyai angka produktivitas yang banyaknya 2-3 kali dari rata-rata nasional. Artinya, melipatgandakan produksi melalui revitalisasi kawasan tambak sangat mungkin dilakukan untuk meningkatkan prospek ekspor udang.
Namun, udang Indonesia saat ini masih sulit diterima oleh pasar Eropa (dengan pangsa pasar 1,7%) karena masalah tarif impor, sertifikasi, dan isu lingkungan yang ada. Sedangkan, untuk menembus pasar Tiongkok (dengan pangsa pasar 1,5 %), Petambak Indonesia harus menekan biaya produksi karena harga yang kurang bersaing.
Maka dari itu, untuk mendukung kelancaran ekspor udang, pemerintah dituntut menciptakan iklim usaha yang kondusif. Jika sudah kondusif, investor pun akan berbondong datang untuk mendukung budidaya udang di Indonesia. Hal tersebut bisa dilakukan pemerintah dengan:
5 Negara Tujuan Ekspor Udang Hasil Budidaya Terbesar (Januari-November 2021)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume udang ekspor Indonesia meningkat 5,33 juta kg (36,13%) pada Januari-November 2021 dari tahun sebelumnya yang hanya 3,92 juta kg. Angka tersebut menghasilkan sebanyak US$36,75 juta. Jumlah uang yang fantastis tersebut dikarenakan udang diekspor ke negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Tiongkok, Hong Kong, dan Korea Selatan dari Indonesia.
Singapura menempati urutan teratas negara tujuan ekspor udang budidaya terbesar yang mencapai 1,89 juta kg (US$8,2 juta). Lalu diikuti oleh Malaysia di urutan ke-2 dengan 2,07 juta kg udang (US$3,38 juta). Kemudian, ekspor udang budidaya ke Tiongkok sebanyak 733,3 ribu kg (13,8 juta). Lalu, jumlah ekspor udang budidaya ke Hong Kong sebanyak 436,03 ribu kg (US$8,57 juta) dan ke Korea Selatan sebanyak 69,19 ribu kg (US$88,54 juta).
Umumnya, udang-udang dari Indonesia diekspor dalam bentuk beku (frozen peeled) dan shell-on. Harga udang ekspor yang dijual ke luar negeri berkisar di angka US$8,72/kg. Udang-udang frozen peeled dan shell-on tersebut berasal dari jenis udang:
1.Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Budidaya udang vaname sedang berkembang pesat di Indonesia akhir-akhir ini. Dibanding dengan udang lain, udang vaname lebih unggul karena bisa lebih tahan dari serangan penyakit, tumbuh lebih cepat, masa pemeliharaan lebih singkat, angka imunitas yang tinggi, dan pemberian pakan yang relatif lebih mudah. Udang vaname juga bisa dikembangkan dengan teknik pola tambak udang tradisional, semi-intensif, maupun intensif. Udang ini sangat diminati oleh pasar Amerika Serikat karena tersedia dalam berbagai ukuran.
2. Udang Windu (Penaeus monodon)
Udang Windu merupakan udang asli Indonesia yang juga dikenal sebagai tiger shrimp. Udang windu digemari sebagai bahan makanan karena ukuran badannya yang tergolong besar dan rasanya yang manis dan gurih. Jika udang vaname lebih diminati oleh pasar Amerika, udang windu lebih diminati oleh pasar Jepang dan Eropa.
Ketika memilih udang untuk diekspor, ada beberapa ciri yang harus diperhatikan agar hanya udang yang berkualitas tinggi yang dipilih. Jika tidak, kemungkinannya besar untuk udang dari Bapak/Ibu untuk ditolak oleh pembeli di negara importir, atau bahkan tidak diizinkan masuk sama sekali. Untuk memastikan kualitas udang, lihat ciri-ciri berikut:
Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai dokumen dan sertifikasi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan hukum dan keamanan ekspor udang. Beberapa dokumen yang umumnya dibutuhkan adalah:
Pengemasan yang rapi sangat penting dalam menjaga kualitas udang selama proses ekspor. Pastikan udang dikemas dengan rapi menggunakan kemasan yang terbuat dari bahan tahan perubahan suhu dan kelembaban. Selain mengemas udang dengan rapi, Bapak/Ibu juga wajib mencantumkan label yang jelas pada kemasan. Pastikan setiap kemasan dilabeli dengan informasi akurat yang mencantumkan nama produk, berat bersih, tanggal kadaluarsa, dan negara asal karena label yang jelas dan rapi akan memudahkan identifikasi produk di negara tujuan.
Pastikan udang ekspor telah memenuhi semua persyaratan ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia serta negara tujuan ekspor, termasuk standar kualitas dan persyaratan dokumen. Hal ini bertujuan agar produk diterima di negara tujuan dan tidak ada masalah dalam proses ekspor. Biasanya, persyaratan tersebut meliputi kualitas udang budidaya, keamanan zat pada udang, dan keberadaan dokumen sanitasi.
Membuat kontrak ekspor merupakan proses menyusun dan menandatangani perjanjian antara eksportir (Bapak/Ibu Petambak) dengan importir (pembeli di negara tujuan). Kontrak ini biasanya berisi informasi tentang jenis, jumlah, harga, jadwal pengiriman, dan kondisi-kondisi lain udang yang diekspor. Semua pasal yang ada di dalam kontrak harus dipenuhi dan disanggupi oleh kedua belah pihak. Jadi, pastikan Bapak/Ibu tidak asal menaruh sesuatu di dalam kontrak ekspor, ya!
Memastikan pembayaran adalah proses untuk menjamin bahwa pembeli telah melakukan pembayaran sebelum atau sesudah pengiriman barang. Hal ini sangat penting karena memastikan bahwa pembayaran telah dilakukan dapat mencegah masalah keuangan yang mungkin terjadi. Pembayaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan kesepakatan yang dibuat di dalam kontrak.
Sebelum menyusun strategi pemasaran ekspor udang, Bapak/Ibu harus melakukan riset pasar atau market research terlebih dahulu. Riset pasar bertujuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan, serta masukan dari konsumen yang nantinya sangat penting untuk penjual. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa mempromosikan merek udang melalui event Akuakultur, bazar, atau pameran.
Hal selanjutnya yang paling penting dalam strategi pemasaran produk makanan seperti udang adalah sertifikasi. Dalam bisnis ekspor udang, ada 2 jenis sertifikat yang wajib Bapak/Ibu miliki, yaitu IndoGAP (Indonesia Good Aquaculture Practices) dan Technical Guideline on Aquaculture Certification-FAO. Untuk mendapatkan kedua sertifikat tersebut, Bapak/Ibu harus memenuhi 4 kriteria yakni, kesehatan dan kesejahteraan hewan, keamanan pangan, integritas lingkungan, serta aspek sosial ekonomi.
Selain itu, ada juga aspek ketelusuran (traceability) yang harus Bapak/Ibu perhatikan. Kemampuan telusur (traceability) ini merupakan bagian penting dalam sistem jaminan kesehatan, mutu, dan keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan internasional. Setiap produk hasil perikanan yang didistribusikan dari hulu ke hilir harus dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi dan basis data.
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Ilmu dan pengalaman sukses terkait ekspor udang bisa Bapak/Ibu dapatkan melalui webinar Acara Budidaya yang rutin diselenggarakan eFishery. Tidak hanya membicarakan tentang ekspor udang, webinar-webinar yang ada di Acara Budidaya juga akan mengupas tuntas berbagai macam topik menarik tentang budidaya udang. Dapatkan undangan untuk mengikuti Acara Budidaya secara gratis dengan membuat akun di aplikasi eFarm!
Isi formulir di atas untuk mendaftar di aplikasi eFarm!
Indonesia biasa mengekspor udang ke Singapura, Malaysia, Tiongkong, Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, Amerika, serta negara-negara lain yang ada di Eropa.
Biasanya udang yang diekspor adalah udang segar, udang beku, dan udang shell-on.
Tentu, bisa. Dengan kecanggihan teknologi, Bapak/Ibu bisa langsung mencari pembeli udang dari luar negeri melalui internet dan mengirimnya secara langsung setelah melengkapi syarat dan dokumen yang dibutuhkan.
©2022 eFishery | eFishery is a trademark of PT Multidaya Teknologi